Rabu, 19 Oktober 2016

Karakteristik Perkembangan Anak Usia TK


Bicara tentang karakteristik perkembangan anak usia TK kita tidak akan terlepas dari 2 hal yaitu karakteristik dasar perkembangan anak usia TK dan kecerdasan jamak (multiple intelligences) dari Howard Gardner.
Dengan mengenal karakteristik perkembangan anak, kita akan mengetahui bahwa tak ada anak yang tak cerdas. Semua anak cerdas..

Menurut Hibana (2002) ada beberapa karakteristik perkembangan anak usia 4-6 tahun, yaitu:
  1.  Perkembangan fisik anak. Ditandai dengan keaktifan anak untuk melakukan berbagai kegiatan dan bermanfaat untuk pengembangan otot-otot kecil maupun besar.
  2. Perkembangan bahasa. Ditandai dengan kemampuan anak memahami pembicaraan orang lain dan mampu mengungkapkan pikirannya dalam batas-batas tertentu.
  3. Perkembangan kognitif (daya pikir anak). Ditunjukkan dengan rasa ingin tahu anak yang luar biasa terhadap lingkungan sekitarnya.
  4. Bentuk permainan anak masih bersifat individu, bukan permainan sosial walaupun aktivitas bermain dilakukan anak secara bersama dengan anak-anak lainnya.
Menurut Nugraha (2003) ciri perkembangan anak usia TK secara lebih rinci adalah sebagai berikut:
  1. Segi Fisik: sudah dapat berdiri atau berjalan dengan keseimabngan satu kaki, meloncat, mendorong, berbelok atau memutarkan badan, memegang pensil dengan tepat.
  2. Segi Sosial: sudah dapat bersahabat terutama dengan teman dari jenis kelamin yang sama, senang berbagi dan bertukar pendapat dengan anak atau orang lain, menunjukkan kemampuan memahami perasaan orang lain.
  3. Segi Berpikir dan Berkomunikasi: sudah dapat menjawab pertanyaan dengan jelas, bercerita mengenai hal yang terjadi pada situasi nyata, memberi informasi walau masih sulit dalam mencari atau menggunakan kata-kata untuk mengungkapkannya, berhitung sederhana, menulis atau menggambar garis;orang;benda, dan senang membentuk sesuatu dengan tangannya.
Secara umum kemampuan yang berkembang pada anak usia TK adalah kecerdasan jamaknya atau kemampuan dasar anak, yaitu mencakup perkembangan kognitif, sosial, emosional, nilai; moral dan agama, fisik/motorik, bahasa dan seni.

Perkembangan anak tidaklah berkembang secara sendiri-sendiri, semua kemampuan berkembang secara menyeluruh dan berkembang dengan sangat pesat pada masa usia TK atau yang biasa disebut dengan "golden age"/ masa keemasan.

Kemampuan dasar anak usia TK meliputi:
  1. Kemampuan kognitif, pengembangan kemampuan kognitif anak TK bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir anak.
  2. Kemampuan sosial-emosional , diarahkan untuk dapat bersosialisasi dan mengendalikan emosinya.
  3. Kemampuan nilai moral dan agama, diarahkan untuk menerapkan kegiatan beragam yang sesuai dengan usianya.
  4. Kemampuan fisik/motorik, dikembangkan untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar dan halus anak.
  5. Kemampuan bahasa, diarahkan untuk mampu berkomunikasi sederhana secara efektif.
  6. Kemampuan seni, bertujuan agar anak dapat menciptakan sesuatu berdasarkan hasil imajinasinya, mengembangkan kepekaan, dan menghargai hasil seni.
Piaget menjelaskan bahwa kemampuan anak untuk beradaptasi dengan lingkungannya sudah dirintis sejak kecil. Perkembangan kognisi anak usia TK berada pada tahap praoperasional, dimana pemikiran anak masih dominasi oleh hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas fisik dan pengamatannya sendiri sekalipun yang ada dalam pikirannya tidak selalu ditampilkan lewat tingkah laku nyata seperti pada tahap sensori motorik.

Pada masa praoperasional, kemampuan abstraksi anak mulai tumbuh sehingga memungkinkan untuk berpikir simbolik sekalipun anak masih berpikir secara egosentris (berpusat pada diri sendiri).

Sedangkan dalam pengembangan sosial emosional anak dapat dikembangkan dengan mengajak anak untuk mengenal diri dan lingkungannya. Untuk membentuk kemampuan sosial dan emosional anak, orangtua atau guru dapat mengajak anak untuk berteman atau bergaul dengan orang lain. Kegiatan pertemanan ini akan dapat memupuk rasa percaya diri anak, membantu anak mengenali kebutuhannya sendiri dan mempelajari perasaan dan emosi orang lain.

Keterampilan bahasa dan berbicara anak harus diasah sejak dini, di masa peka belajar karena inti dari hubungan antarmanusia adalah komunikasi.

Howard Gardner berpendapat bahwa tidak ada manusia yang tidak cerdas. Gardner juga menentang anggapan “cerdas” dari sisi IQ (intellectual quotion), yang menurutnya hanya mengacu pada tiga jenis inteligensi, yakni logiko-matematik, linguitik, dan spasial. Howard Gardner kemudian menciptakan teori multiple intelligences.  

Inteligensi, menurut paradigma multiple intelligences dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang mempunyai tiga komponen utama, yakni: kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan nyata sehari-hari, kemampuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan baru yang dihadapi untuk diselesaikan, dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan jasa yang akan menimbulkan penghargaan dalam budaya seseorang.

Semua kemampuan tersebut dimiliki oleh semua manusia, meskipun manusia memiliki cara yang berbeda untuk menunjukkannya.
Berikut adalah 9 kecerdasan jamak dalam teori multiple intelligences oleh Gardner: (1) kecerdasan verbal-linguistik; (2) kecerdasan logis-matematis; (3) kecerdasan visual-spasial; (4) kecerdasan berirama-musik; (5) kecerdasan jasmaniah-kinestetik; (6) kecerdasan interpersonal; (7) kecerdasan intrapersonal; (8) kecerdasan naturalistik; dan (9) kecerdasan eksistensial-spiritual.

Multiple Intelligences yang mencakup sembilan kecerdasan itu pada dasarnya berisi tentang intelligences quotient (IQ), emotional intelligences (EI), spiritual intelligences (SI). Semua jenis kecerdasan perlu dirangsang pada diri anak sejak usia dini, mulai dari saat lahir hingga awal memasuki sekolah dan disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangannya.



 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar