Efikasi diri pertama kali diperkenalkan oleh
Albert Bandura. Efikasi diri merupakan konstruk yang digunakan Bandura berdasarkan
teori kognitif sosial. Menurut Bandura self
efficacy adalah:
Perceived self efficacy is definiting as
people’s beliefs about their capabilities
to produce designated levels of performance that exercise influence over
event s that effect their lives. Self efficacy beliefs determine how people
feel, think, motivate themselves and behave. Such beliefs produce these
diverse effects through four major processes. They include cognitive,
motivational, affective and selection processes.[1]
Efikasi diri merupakan suatu keyakinan seseorang mengenai
kemampuan yang dimilikinya untuk menghasilkan tingkatan performa yang telah
terencana, dimana kemampuan tersebut telah terlatih oleh kejadian-kejadian yang
berpengaruh terhadap hidupnya. Keyakinan tersebut menentukan bagaimana
seseorang merasa, berpikir, dan memotivasi dirinya untuk bertindak. Selain itu
juga mempengaruhi empat proses utama, yaitu proses kognisi, motivasional,
afeksi, dan seleksi.
Sedangkan menurut Stephen P. Robbins dan Mary
Cuolter bahwa “self efficacy is an
individual’s belief that he or she is capable of performing a task”.[2]
Efikasi diri merupakan keyakinan individu bahwa ia mampu melakukan tugas. Keyakinan seseorang dapat melakukan dengan
baik dalam situasi tertentu.
Efikasi diri merupakan masalah kemampuan yang
dirasakan individu untuk mengatasi situasi khusus sehubungan dengan penilaian
atas kemampuan untuk melakukan satu tindakan yang ada hubungannya dengan
melakukan tugas khusus atau situasi tertentu.[3]
Efikasi diri tidak hanya menyangkut keyakinan akan
kemampuan untuk menunjukkan aktivitas motorik yang spesifik tapi juga keyakinan
tentang kemampuan untuk mengkoordinasi dan menyusun kemampuan-kemampuan dan
kecakapan-kecakapan dalam menghadapi situasi yang berubah, dan lebih menantang.
Dalam hal ini, Efikasi diri juga
bukanlah perkiraan sederhana mengenai perilaku. Efikasi diri bukanlah kepercayaan mengenai apa yang akan
dilakukan tetapi merupakan kepercayaan mengenai apa yang bisa dilakukan. Efikasi diri didefinisikan dan
diukur bukan sebagai suatu ciri tetapi sebagai keyakinan tentang kemampuan
untuk mengatur berbagai keterampilan dan kemampuan mencapai tujuan yang
diharapkan, dalam domain spesifik dan kondisi atau keadaan khusus.
Efikasi diri merupakan penilaian dan kepercayaan diri
apakah dirinya mampu melakukan sesuatu atau tidak. Sehingga, seorang yang
memiliki efikasi diri tinggi
memiliki keyakinan akan kemampuan dirinya maka untuk bisa dipastikan dapat
melakukan sesuatu dengan baik. Keyakinan diri seseorang dipengaruhi oleh faktor
kognitif. Keyakinan diri dan efikasi diri terwujudkan dalam ekspektasi hasil.
[1]A. Bandura, (1994). Self Efficacy. In V. S. Ramachaudran (Ed.), Ensyclopedia of Human Behavior (Vol. 4,
pp. 71-81). New York: Academic Press. (Reprinted in H. Friedman [Ed.], Ensyclopedia of Mental Health. San
Diego: Academic Press, 1998). Tersedia di: http://
www.emory.edu/EDUCATION/mfp/BanGrowingPri.pdf (diakses 18 November 2013).
[2]Stephen P. Robbins
dan Mary Cuolter, Management (New
Jersey: Pearson Education, 2012), h. 436.
[3] John M. Ivancevich dan Robert Konopaske, Human Resource Management (New York: McGraw-Hill, 2013), h. 222.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar