Anak Dengan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
Anak dengan gangguan pemusatan
perhatian dan hiperaktivitas memiliki beberapa ciri-ciri yang membuat mereka
mengalami masalah akademik di antaranya:
- Impulsivitas
Inhibitory Control adalah kemampuan untuk menekan respon-respon terhadap rangsangan yang tidak
relevan. Impulsivitas adalah masalah yang umum dengan inhibitory control dan akibatnya adalah sejumlah tingkah laku yang
tidak diharapkan seperti mencari
perhatian, mengambil resiko, kecerobohan, manja dan tidak merasa takut (Hollander & Evers, dalam Miller , 2001).
Pada anak yang berkembang,bagian lobus frontal otak berfungsi mengatur proses respon terhadap
sebuah rangsangan. Bagian prefrontal dorsolateral
dan orbital berfungsi untuk memberi keputusan pada rangsangan, menetapka tujuan
dan mempertahankannya dan menentukan pola-pola respon yang adaptif.
Bagian otak prefrontal kanan dan bawah adalah bagian yang diasosiasikan dengan
impulsivitas. Hal ini menjelaskan mengapa internalisasi bahasa adalah bentuk
penting dari tingkah laku.
Anak GPPH dapat berespon tanpa
mempertimbangkan konsekuensi, bereaksi terhadap stimulus yang tidak relevan pada
saat memiliki tugas yang harus dikerjakan, atau mulai bereaksi sebelum
instruksi selesai diberikan.
- Ketidak mampuan mempertahankan perhatian
Anak dengan GPPH sering dirujuk
karena permasalahan perhatian mereka. Perhatian mempengaruhi banyak area fungsi
kognitif dan anak-anak GPPH beresiko mengalami kegagalan di sekolah dan masalah
masalah sosial.
- Tingkat kegiatan dan fungsi sensori motorik
Hiperaktivitas dihubungkan dengan
disfungsi circuit pada frontal-subcortical karena kurangnya dopamine, stimulan
yang mengurangi aktivitas motorik. Anak dengan GPPH memiliki kekurangan pada transporter dopamine otak tengah.
Kondisi ketidak mampuan memusatkan
perhatian pada anak dengan GPPH ini mempengaruhi pembelajaran bahasa mereka.
Mereka mengalami kesulitan persepsi verbal dan hal ini mempengaruhi peningkatan
perbendaraan kata dan kemmapuan bicaranya. Anak dengan GPPH membutuhkan
strategi belajar nahasa yang dapat membantu mereka mengembangkan bahasa
sehingga ketrampilan bocaranya berkembang seperti anak anak seusianya.
Salah satu cara yang dapat membantu
anak anak dengan GPPH adalah membantu mereka mengulang-ulang kata yang salah
ucap dengan meminta menceritakan pengalamannya di sekolah dan di lingkungan
kemudian orangtua menyimak kata-kata yang tidak tepat pengucapannya dan
mengkoreksiya sampai anak mengucapkan dengan benar.
Hal ini sesuai dengan pandangan
konstruktivisme yang berpandangan bahwa lingkungan yang kaya bahasa akan membantu kesiapan anak untuk
belajar bahasa. Anak belajar bahasa melalui interaksi dengan orangtua dan orang
dewasa di sekitarnya yang menstimulasi anak yang berbicara dan menyamakan bunyi
yang dikeluarkan oleh anak dengan bunyi bahasa yang dicontohkan oleh orang
dewasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar