Rabu, 19 Oktober 2016

Jauhilah Darimu Ghibah (Tafsir QS An-Nur)

📣Ust. Nur Kholis M.Ag
🏡Muadz bin Jabbal
📝@ArtieTeja

🍀Tafsir QS An-Nur🍀
Manhaj Qur'aniyah terhadap Haditsul Ifki
(Jauhilah Darimu Ghibah)

⏰Ketika kita mendengar berita bohong, lakukan 2 perkara yaitu:
1. Dengar dengan hati nurani, selalu khusnudzon dengan orang lain.
2. Dalil eksternal dan pembuktian faktual.

🌸QS An-Nur:13🌸
Ketidakmampuan mereka untuk mendatangkan bukti dan saksi menunjukkan bahwa berita itu adalah berita bohong.

🌻QS An-Nur:15-16🌻
Ayat ini menjelaskan dua kewajiban sosial penting, yaitu:
1. Kita tidak boleh langsung menerima apa yang didengarkan di tengah masyarakat, dengan demikian kita dapat mencegah upaya sebagian orang yang ingin menyebarkan iso bohong di tengah masyarakat.
2. Apa yang di dengar dan ketahui tidak diceritakan kepada orang lain, karena sangat mungkin masalah ini terkait kehormatan seseorang dan dalam pandangan Islam ini merupakan perbuatan yang tidak dapat diterima.

🔖Dari dua ayat tadi terdapat 3 poin pelajaran yang dapat dipetik, yaitu:
1. Jangan mudah atau menelan mentah2  berita tanpa tahu kenyataannya.
2. Jangan mudah menyebarkan berita tanpa tahu kenyataannya.
3. Menjaga kehormatan orang lain.

🌺QS An-Nur: 17-18🌺
Orang yang suka menyebarkan isu setelah mendapatkan peringatan dari Allah tetapi masih mengulangi perbuatannya (menyebar/mendengarkan gosip) itu tanda bahwa Imannya sudah di cabut Allah dari hatinya.

🌼QS An-Nur: 19-20🌼
Ayat diatas memberikan pesan yaitu:
1. Keberadaan anggota masyarakat muslim yang suka mencibir/menggosip adalah realita kehidupan.
2. Kondisi ini dapat menjadi indikator penguatan dan perlemahan akhlak Islam.
3. Keberadaan oknum yg demikian (biang gosip) jangan sampai mengurangi kebaikan masyarakat secara umum.
4. Siapapun, anggota masyarakat yang melakukan hujatan terhadap kehormatan orang lain akan diancam dengan hukuman dunia dan akhirat. Dengan sanksi ini diharapkan akan terjadi pengendalian.
5. Ketika kita mendengar tuduhan kepada orang lain, maka kita bangun sikap pada diri kita untuk selalu ber-khusnudzon dan bila kita tahu kenyataannya kita wajib memberikan pembelaan terhadap orang yang di tuduh/hujat.

🌷QS An-Nur: 21🌷
🔹Janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan.
🔹Syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan mungkar (pengabaian budaya-budaya yang baik dalam masyarakat yang direstui oleh agama)
🔹Syaitan mengajak dengan langkah-langkah (merayu) dan manusia yang melanjutkan/meneruskan langkahnya.
🔹Syaitan bisa berwujud manusia ataupun jin, dimana manusia yang sudah berani terang-terangan melakukan keburukan di muka umum dan mengajak dalam keburukan.
🔹Allah membersihkan (dengan tuntunan) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

💥Ada budaya dalam masyarakat yang agama merestui tetapi Syaitan mengajak kita untuk melakukan budaya-budaya dalam masyarakat yang tidak di restui agama.

🔥Syaitan itu adalah kejahatan itu sendiri. Tidak ada satupun perbuatan syaitan yang baik. Menuduh orang lain tanpa bukti itu adalah pekerjaan syaitan.

🔐QS An-Nur adalah tuntunan agar kita terhindar dari 3 golongan, yaitu: sumber gosip, penyebar gosip, dan orang yang suka mendengarkan gosip.

💠QS An-Nur: 22💠
Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabatnya. Orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan (dan melupakan) dan berlapang dada (membuka lembaran baru). Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

🔓Memaafkan haruslah melupakan perbuatannya.
🔓Berlapang dada berati membuka lembaran baru.

🔆 Maafkan 🔀 Lupakan 🔀 Buka lembaran baru🔆

🔜Orang yang memaafkan adalah orang yang kuat. Orang yang lemah adalah orang yang tidak mampu memaafkan. (Mahatma Gandhi)

🔚Menjalankan agama adalah meneladani sifat-sifat Allah.

🌹QS An-Nur: 23🌹
"Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang baik-baik yang lengah (lengah dari keburukan-suci) lagi beriman (berbuat zina), mereka kena laknat di dunia dan akhirat dan bagi mereka azab yang besar"

Ayat ini menjelaskan satu aturan penting dan umum mengenai semua perempuan. Disebutkan bahwa tidak ada orang yang berhak menuduh perempuan beriman melakukan hubungan dengan non muhrim dengan prasangka buruk, sekadar isu atau mendengar dari orang lain, sehingga kehormatannya ternistakan. Orang yang melakukan ini harus tahu bahwa Allah melindungi orang-orang yang tertindas dan akan menyiksanya dengan azab yang pedih. Sementara di dunia Allah akan mencegahnya dari Rahmat-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar