📢Ust. Syatori Abdurrauf
🏡Masjid Muadz bin Jabal, 03012017
📝@ArtieTeja
🍃Sudah Sekian Lama Kita Berjalan Sudah Sampai Dimanakah Perjalanan Hidup Kita🍃
☀Dalam kehidupan ada 2 aktifitas yaitu meninggalkan dan menuju.
☀Hidup adalah perjalanan perjalanan meninggalkan dunia dan menuju akhirat.
☀Meninggalkan dunia adalah meninggalkan cinta dunia dan menuju cinta kepada akhirat.
👇Manusia terbagi menjadi 4 golongan dalam perjalanannya meninggalkan dunia menuju akhirat:
1. Orang yang meninggalkan dunia, tidak menuju akhirat (seperti yang meninggalkan rumah tetapi tidak ada tujuan yang jelas). Contoh: seperti orang yang rajin puasa (meninggalkan nikmatnya makan, nikmatnya bersenang-senang), tetapi ditanya niatnya apa jawabnya "sudah biasa/kebal dengan makanan" jadi tujuannya tidak jelas bukan akhirat.
2. Orang yang menuju akhirat, tidak meninggalkan dunia (ibarat seperti ingin menuju jakarta tetapi tidak ingin meninggalkan jogja). Contoh: ketika sholat kita menuju akhirat tetapi waktunya sholat pikiran kemana-mana. Infak adalah jalan menuju akhirat tetapi apabila di ceritakan kemana-mana berati belum bisa meninggalkan cintanya pada dunia.
3. Orang yang tidak meninggalkan dunia, tidak menuju akhirat. Contoh: dagang itu untuk mencari dunia ketika dengar adzan sayang mau meninggalkan dagangan untuk menjalankan sholat.
4. Orang yang meninggalkan dunia, menuju akhirat. Golongan yang terbaik, sesuai syariat Islam.
🔷Ciri dan Kriteria (meninggalkan dunia, menuju akhirat):
🔹Memandang akhirat selalu lebih berharga dan lebih menarik daripada dunia (Akhirat itu lebih baik dari dunia).
🔹Bersemangat untuk menjadikan dunia yang ada selalu punya nilai Akhirat, contoh: uang sebenarnya dunia, tetapi jika digunakan untuk berinfak/sedekah maka akan bernilai Akhirat dengan niat ikhlas.
🔹Menerima dengan lapang saat harus berpisah dengan dunia yang ada, contoh: ada seseorang yang karena dia kaya dia bisa membeli barang mewah dan karena barang itu ada perubahan gaya hidup akhirnya waktu untuk dzikir dan ibadah berkurang dan ketika barang itu hilang maka yang diucapkan orang tersebut adalah Alhamdulillah karena ia merasa dengan hilangnya barang tersebut maka waktunya untuk ibadah menjadi lebih banyak.
🌾Kurangi keluhan, karena keluhan adalah bukti kekecewaan kita terhadap urusan dunia.
🌾Kenapa keluhan masih terjadi berati masih ada yang salah dengan perjalanan hidup kita.
🌾Letak kesalahannya dengan introspeksi diri kita sebagai manusia, yaitu sosok-sosok dalam diri kita masih belum kompak.
🌀Manusia adalah pribadi dengan banyak sosok.
🌀Sosok yang ada di dalam diri manusia yaitu badan (pelaksana) , akal, hati, jiwa, dan nafsu.
🌀Ada potensi konflik dalam diri kita dikarenakan sosok-sosok dalam diri kita.
🌀Potensi konflik (QS. Asy-Syams: 8), yaitu:
Fujuurha: jahatnya diri
Taqwaaha: kebaikan diri
🌀Allah ilhamkan Fujur dalam diri kita melalui sosok nafsu yang berpotensi menimbulkan sikap-sikap buruk dalam diri kita.
🌀Allah ilhamkan Taqwa melalui akal, hati, dan jiwa.
🌀Seharusnya secara logika lebih banyak faktor kebaikan dalam diri kita, tetapi kenapa lebih banyak keburukan yang terjadi?
🌀Bagaimana keburukan itu bisa terjadi karena cukup 1 kekuatan Fujur untuk menghadapi 3 kekuatan Taqwa ⏩ Nafsu kekuatannya cuma 1 tetapi mampi mengalahkan 3 kekuatan yang baik yaitu akal, hati, dan jiwa.
♦AKAL
🔻Akal adalah sosok yang membuat manusia mengenal perbedaan antara baik dan buruk.
🔻Akal adalah sosok yang membuat manusia ingin melakukan yang terbaik untuk dirinya.
♦HATI
🔻Hati adalah sosok yang membuat manusia selalu tertarik kepada yang baik.
🔻Hati adalah sosok yang membuat manusia ingin melakukan yang terbaik untuk orang lain.
♦JIWA
🔻Jiwa adalah sosok yang merasakan nikmatnya segala yang baik.
🔻Jiwa adalah sosok yang membuat manusia ingin melakukan yang terbaik untuk Allah.
♦NAFSU
🔻Nafsu adalah sosok yang hanya mengenal, tertarik dan menikmati segala yang buruk.
🔻Nafsu adalah sosok dalam manusia yang ingin melakukan yang terbaik untuk syetan.
⭐Kita hidup tidak bisa lepas dari 4 sosok yaitu diri sendiri (akal) , orang lain (hati) , Allah (jiwa) , dan syetan (nafsu).
⭐Akal, hati, dan jiwa harus berjalan beriringan untuk menjadikan hidup kita berkualias, mengalahkan nafsu, dan sesuai syariat Islam.
🔶Bagaimana mengelola ke 4 sosok tersebut, yaitu:
🔸Berbuatlah sepenuh akal, untuk semua kepentingan kita ⏩ Tapi waspadailah bisikan nafsu, yang bisa membuat kita berlaku dhalim atas nama akal 🔀 Ketika menyenangkan diri sendiri dengan mendekati maksiat berati dhalim terhadap diri sendiri.
🔸Berbuatlah sepenuh hati kita untuk semua kepentingan orang lain ⏩ Tapi waspadailah bisikan nafsu, yang bisa membuat kita merasa berjasa. Jangan pernah kecewa dalam membantu dan menolong orang lain meskipun tidak ada kata terimakasih 🔀 Dalam kepentingan pribadi yang ada kebaikannya untuk orang lain, maka letakkanlah hati di atas akal (mendahulukan orang lain betapapun kita sendiri dalam keadaan butuh).
🔸Diatas kepentingan apapun, ada kepentingan yang lebih asasi yaitu kepentingan Ridha Allah ⏩ Yang bisa mengantarkan kita pada Ridha Allah adalah jiwa 🔀 Karena jiwa yang bisa menghubungkan kita dengan Allah SWT.
👉 Saya hanya mengejar kepentingan pribadi yang bisa membawa saya melabuh damai dalam rengkuhan Ridha Allah.
👉Saya hanya akan menghamparkan jalan untuk kepentingan orang lain yang bisa melabuh-damaikan hidup saya dalam Rengkuhan Ridha Allah SWT.
⏩ Tapi waspadailah bisikan nafsu, yang bisa membuat kita terjatuh dalam kubangan Riya'/sombong 🔀 Titik lemah jiwa itu ada pada Riya' (urusan dunia).
👉Tiada yang bisa membuat jiwa kita kuat, kecuali IMAN.
🌷Jiwa harus lebih kuat dari akal dan hati untuk kepentingan mendapatkan Ridha Allah (letakkanlah jiwa di atas hati dan akal).
🌷Dengan jiwa kita akan berfikiran tentang amal apa yang Allah sukai.
🌷Semua tergantung sebagaimana kualitas perjalanan hidup kita.
🌷Orang yang perjalanannya benar ketertarikannya pada akhirat lebih besar dari ketertarikannya terhadap dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar