GANGGUAN
PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIVITAS (GPPH)
by: @ArtieTeja
DSM III mendefinisikan GPPH dengan 3 gejala utama, yaitu:
inatensi (tidak ada perhatian, tidak menyimak), impulsivitas (tidak sabar) dan
hiperaktivitas. Dikemukakan 2 jenis GPPH, yaitu: 1) gangguan defisit atensi
dengan hiperaktivitas dimana ketiga gejala kardinal tersebut diatas ditemukan,
dan 2) gangguan defisit atensi tanpa hiperaktivitas, yang mempunyai gejala
inatensi dan impulsivitas, tanpa hiperaktivitas.
Gangguan pemusatan perhatian-hiperaktivitas (GPPH) merupakan
kumpulan masalah dari pada proses belajar dan tingkah laku yang menyebabkan
gangguan fungsi berfikir dan berperilaku. Masalah belajar dan tingkah laku ini
disebabkan oleh perbedaan atau penyimpangan dari fungsi otak, terutama mengenai
bagian otak yang mengontrol proses berfikir dan yang menginhibisi perilaku anak
(lobus frontalis dan daerah sekitarnya). 10%-50% anak dengan memperlihatkan gejala
gangguan perilaku berupa agresi, sering merusak, sering membantah, membohong
dan sering membolos.
Berdasarkan definisi yang disetujui dan diterbitkan oleh The National Institute of Mental Health
bahwa Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif (GPPH) adalah suatu sindroma
dengan karakteristik umum sebagai berikut:
§ Inatensi
(tidak dapat memusatkan perhatian)
§ Distraktibility
(mudah teralih perhatiannya)
§ Impulsivity
(impulsif)
§ Hyperactivity
(hiperaktif)
Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP) adalah suatu gangguan pada
otak yang mengakibatkan kesulitan konsentrasi dan pemusatan perhatian. 80%
pasien GPP memperlihatkan kesulitan belajar dan kelainan perilaku. GPPH
diperkirakan berasal dari berbagai faktor, antara lain:
1. Faktor genetik terutama pada anak laki-laki, 2. Gangguan pada masa prenatal dan
perinatal, 3. Ibu hamil yang kecanduan alkohol, 4. Akibat trauma kepala, 5. Keracunan timbal, zat pewarna dosis
tinggi dalam makanan, dan 6. Psikososial.
Biasanya anak yang mengalami GPPH akan memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
a) Gangguan perhatian. Anak tidak mampu memusatkan perhatiannya kepada sesuatu hal
atau obyek tertentu untuk jangka waktu yang cukup lama. Beberapa ahli
menyebutkan perhatian anak pada kelompok ini kurang dari 10 detik.
b) Distraktibilitas. Akibat kekurangan perhatian, anak GPPH mempunyai
kecenderungan untuk memperhatikan rangsang yang kurang menonjol, yang dapat
berupa distraktiblitas visual (penglihatan), auditoris (pendengaran) dan
internal. Pada distraktiblitas visual, konsentrasi visual dialihkan ke
benda-benda yang dilihatnya. Kedua matanya terus menerus menyelidik dan mencari
pengalaman visual yang lebih baru serta lebih baik, Akibatnya anak GPPH sering
memperlihatkan kekeliruan khas sewaktu membaca dan cenderung melompati
kata-kata atau bahkan melewati begitu saja kalimatnya. Pada distraktibilitas
auditoris menyebabkan perhatian anak GPPH mudah teralih kepada suara-suara
latar belakang. Pada distraktibilitas internal menyebabkan penderita
terganggu oleh rangsangan yang berasal dalam dirinya berupa pikiran, ingatan
maupun asosiasinya sendiri. Terlihat anak GPPH sering melamun sehingga tidak
memperhatkan pelajaran di kelas.
c) Hiperaktivitas. Hiperaktivitas merupakan aktivitas motorik yang tingi dengan
ciri-ciri aktivitas selalu berganti, tidak mempunyai tujuan tertentu, ritmis
dan tidak bermanfaat. Anak hiperaktif lebih banyak mengalam gerakan mata diluar
tugasnya, sehingga gerakan menoleh lebih banyak dibandingkan anak normal.
Gejala tersebut akan berkurang sesuai dengan bertambahnya umur dan sebagian
akan menghilang pada waktu masa remaja.
d) Impulsif. Anak dengan GPPH cenderung bertindak tanpa mempertimbangkan
akibat tindakan itu. Mereka cenderung memberikan respon pertama yang masuk
dalam pikirannya dan lebih senang "cepat selesai" dalam mengerjakan
sesuatu dan tidak mengutamakan ketelitian. Akibat impulsivitas: anak GPPH tidak
tepat dalam membaca, mengeja, dan berhitung meskipun konsep dasarnya telah
dikuasai dengan baik.
e)Tidak pernah puas. Biasanya anak GPPH akan selalu meminta pada orangtuanya dan
bila keinginannya telah terpenuhi anak GPPH tidak akan puas begitu saja tetapi
akan meminta hal lain. Dan rasa tidak puas tersebut tidak menimbulkan semangat
yang positif tetapi justru negatif.
f) Kurang ulet. Anak GPPH akan menunjukkan sifat kurang ulet dalam bekerja
sehingga pekerjaannya jarang pernah selesai. Anak GPPH juga akan mudah lelah
sehingga bila berpikir lama akan mudah menguap, menggeliat. Biasanya jam tidur
juga tidak berimbang. Siang hari sukar tidur dan pada malam hari sering
terbangun.
g) Selalu berubah. Perhatian anak GPPH akan sangat tergantung pada motivasinya.
Pada motivasi yang tinggi fokus perhatian akan lebih tajam, misalnya: mengikuti
acara televisi tertentu.
h) Kegagalan Sosial. Anak GPPH sulit untuk bekerjasama dengan anak lainnya, disebabkan
antara lain:
§
Anak GPPH tidak memperhatikan ekspresi wajah
teman-temannya saat berkomunikasi. Hal tersebut disebabkan karena anak GPPH
tidak mempunyai perhatian secara visual (distraktibilitas visual).
§
Anak GPPH tidak memperhatikan kata-kata teman-temannya.
Hal tersebut disebabkan karena anak GPPH tidak mempunyai perhatian auditoris
(distraktibilitas auditoris).
§
Anak GPPH tidak memperhatikan terhadap isyarat umpan
balik sosial.
§
Anak GPPH cenderung mengabaikan keseimbangan sosial
dalam hal memberi,meminta dan berbagi.
i) Superfisialitas. Anak GPPH cenderung dangkal dalam hal minat dan semangatnya.
Pada tahun-tahun pertama di sekolah dasar prestasinya culup baik karena
pelajarannya belum terinci dan kompleks. Tetapi menginjak akhir SD atau awal
SLTP, mulai timbul banyak kesulitan. Hal tersebut disebabkan disamping materi
akademiknya semakin kompleks juga disebabkan karena anak GPPH hanya mau belajar
garis besarnya saja.
j) Inkoordinasi. Anak GPPH sukar melakukan kegiatan motorik halus, sehingga
mengalami kesulitan dalam mengikatkan tali sepatu, mengancingkan baju, dll.
k)Gangguan belajar. 80% anak GPPH akan mengalami kesulitan belajar. Hal itu
disebabkan karena gangguan pemusatan perhatian biasanya terdapat bersama-sama
dengan gangguan spesifik lainnya seperti kesulitan membaca, kesulitan
berhitung.
Pada umumnya orang tua dan guru menganggap gangguan pemusatan
perhatian menyebabkan kesulitan belajar, sehingga dengan terapi pemusatan
perhatian akan meningkatkan prestasi akademis.
Penelitian lebih lanjut membuktikan
bahwa dengan pengobatan, pada anak GPPH didapatkan adanya perbaikan perilaku
dan kegiatan di sekolah sedangkan kemampuan membaca, mengeja dan matematika
tidak meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa gangguan perhatian merupakan simptom
penyerta kesulitan belajar dan bukan merupakan penyebabnya.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus