Senin, 28 November 2016

Parenting Keluarga Psikologi dan Agama

📣Ust. Akhmad Immaduddin, S.Psi,.M.B.A
🏡Masjid Muadz bin Jabbal
📝@ArtieTeja

💟Parenting Keluarga Psikologi dan Agama💟

👉Ada 17 ayat yang menceritakan dialog orangtua dan anak, justru 14 diantara adalah dialog anak dan bapak.

👍"Ibu adalah sekolah pertama untuk anak-anaknya"

👌Sudah seharusnya bapak menjadi kepala sekolahnya, yang meletakkan pondasi pendidikan.

Bagaimana hasilnya ditentukan oleh pondasinya ⁉

🔶Ibu tugasnya mensukseskan agar tujuan tercapai, apa saja tolak ukurnya:
🔸QS Al-Furqon:74; "Ya Tuhan kami anugerahkan kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa"
🔸QS Ali-Imron:38; Ya "Tuhanku berikan aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik"
🔸QS As-Shofat:100; "Ya Tuhanku, anugerahkan kepadaku  seorang anak yang termasuk orang-orang shaleh"

🔷Contoh dari ilmu psikologi, yaitu melihat sesuatu dari sebab-akibat.
🔹Teori nativisme menganggap pengembangan individu sudah ada sejak lahir, anggapan genetik.
🔹Teori naturalisme menganggap bahwa semua anak dilahirkan itu baik, sudah membawa kecerdasan masing-masing. Peran pendidikan adalah menyediakan tempat yang kondusif.
🔹Teori empirisme menganggap "berikan aku seorang bayi akan aku didik seperti apa yang kamu minta", yang paling menentukan adalah pendidikan.
🔹Teori interaksionisme menganggap optimalisasi perkembangan anak, pendidikan disesuaikan dengan perkembangan anak.

✨Kita memiliki contoh yang jauh lebih baik, yaitu contoh yang dikemukakan oleh seorang sahabat yaitu Ali bin Abi Tholib yang berkata "Didiklah anakmu sesuai dengan jamannya, karena mereka hidup bukan di jamanku".

⏩Harus ada dasar-dasar yang kita ajarkan yaitu Ilmu agama
⏩Sehingga minat dan bakat tidak keluar dari koridor agama.
⏩Imam Malik berkata "Ilmu itu di atas amal, sedangkan akhlak diatas amal"

🌟Membesarakan anak adalah amanah.

🔺Kita sebagai orangtua harus memiliki pegangan dalam mendidik anak, yaitu:
🔼Al-Lukman:13, ilmu tauhid, "Wahai anak-anakku janganlah kamu mempersekutukan Allah ..."
🔼Al-Lukman:16, setiap  perbuatan seberat biji sawi dan berada dalam batu atau dilangit atau didalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkan balasan.
🔼Al-Lukman:17, agar mendirikan sholat dan suruhlah mengerjakan yang baik dan cegahlah dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu, demikian itu termasuk hal-hal yang wajib.
🔼Al-Lukman:18-19, tidak sombong dan sederhana serta melunakkan suara.

🔻Ali bin Abi Tholib mengelompokkan bagaimana cara kita sbg ortu
🔽Tahap 1 (0-7 th)
Pada tahap pertama ini perlakukan anak sebagai RAJA. Usia prasekolah, kita diharapkan melayani anak dengan sepenuh hati dan tulus, bukan berarti memanjakan. Akan berdampak di kemudian harinya. Ketika mau tidur adalah waktu rileks anak-anak untuk memasukkan nilai-nilai kebaikan atau nasihat.
🔽Tahap 2 (8-14)
Perlakulan anak sebagai TAWANAN. Diperlakukan sangat mulia akan tetapi diberi arahan dan batasan-batasan yang ketat. Usia ini adalah usia yang tepat bagi seorang anak diberikan hak dan kewajiban. Rasulullah mulai menyuruh anak untuk sholat di usia 7 th dan berikan hukuman (pukulan) jika tidak sholat di usia 10th. Usia ini sudah harus diajarkan:
〰Menjaga pergaulan dengan lawan jenis.
〰Mulai ajarkan pendidikan seks sesuai usianya.
〰Membiasakan membaca Al-Qur'an.
〰Ajak anak-anak melakukan pekerjaan rumah.
〰Didiklah sesuai fitrahnya.
〰Kedisiplinan dengan reward dan punishment.
🔽Tahap 3 (15-21)
Perlakukan anak sebagai SAHABAT. Biasanya karena anak-anak umumnya sedang melewati masa predewasa, mereka seolah-olah satu kaki masih di masa remaja dan satu kaki di masa dewasa. Masih labil. Bagaimana cara memperlakukan sebagai sahabat yaitu:
➰Berbicara dari hati ke hati, dan menjelaskan masa perubahan fisik, mental, budaya, lingkungan (Komunikasi).
➰ Memberi ruang lebih. Kebebasan yang bertanggung jawab dan sesuai kaidah-kaidah agama.
➰ Memberikan kepercayaan atau tanggung jawab yang lebih besar. Ajarkan konsekuensi-konsekuensi. Berikan arahan-arahan.
➰ Membekali anak dengan kecakapan hidup (lifeskill).

✨Bekali anak-anak dengan SI (spiritual intelligence), EI (emotional intelligence), dan AQ (adversity quotient). Jangan hanya berbekal IQ (inteligence qoutient).

🌟 Janganlah kita sebagai orangtua lepas dari doa. Karena hanya doa yang akan mampu mengantarkan anak-anak kita sukses, bahagia, selamat dunia dan akhirat.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar