Banyak yang bertanya kenapa sering sekali saya datang dalam acara-acara parenting apalagi yang berhubungan dengan tema Ayah.
Ada yang bertanya "bukankah kamu seorang ibu, kenapa sibuk dengan Ilmu ke-Ayahan?"
Begini ceritanya, ada 2 alasan mendasar kenapa ilmu ke-Ayahan begitu penting buat saya.
Alasan 1
Sedari kecil saya tidak punya figur seorang Ayah, di usia saya yang baru mau menginjak 9th Ayah meninggalkan kami untuk selamanya dan akhirnya saya tidak punya bayangan seperti apa si sosok seorang Ayah dalam keluarga, dalam memimpin dan tentunya dalam mendidik anak. Saya sangat membutuhkan ilmu itu untuk alasan ke-2.
Alasan 2
Qodarullah anak pertama dan masih satu-satunya ini adalah seorang lelaki, yang mana kelak ia akan menjadi seorang pemimpin. Ya..pemimpin dalam keluarganya kelak, menjadi seorang Ayah. Maka dari itu saya sangat membutuhkan ilmu ke-Ayahan untuk mendampingi anak lelaki saya, membimbingnya dan mengantarkannya kelak menjadi seorang Ayah yang sesuai dengan fitrahnya. Sesuai dengan syariat Islam.
Lantas kenapa harus saya, kenapa bukan suami saya yang memberikan ilmu itu ke anak saya jadi saya tidak perlu banyak belajar ilmu ke-Ayahan?
Bagi saya akan jauh lebih baik dan akan menghasilkan yang terbaik jika keduanya bisa saling bersinergi, dalam artinya suami saya dengan metodenya dan saya melengkapi dengan ilmu yang saya dapatkan. Alhasil kekurangan suami saya dapat diminimalisir dengan ilmu yang saya dapatkan. Simbiosis ceritanya.
Bagaimanapun mendidik anak itu butuh ilmu. Tanpa ilmu kita pasti akan melakukan lebih banyak kesalahan yang tanpa kita sadari. Setidaknya dengan ilmu akan mampu meminimalisir kesalahan. Yah ada alarmnya-lah..diingatkan dengan banyak belajar.
Semoga ilmu yang saya dapatkan mampu mengantarkan anak-anak saya menjadi anak-anak tangguh dan hebat sesuai syariat Islam..Aamiin Allahumma Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar