Senin, 26 Februari 2018

Menjadi Ibu yang Cerdas

Menjadi Ibu yang Cerdas
by: @ArtieTeja

Ibu yang cerdas berpotensi besar melahirkan anak yang cerdas pula.  Kecerdasan seseorang terkait dengan kromosom x yang berasal dari ibu.  Tapi jangan khawatir dengan kromosom, trus kita merasa pesimis karena merasa "tidak cerdas"..Padahal kecerdasan seorang ibu tidak hanya sekedar kromosom.

Lantas Ibu yang cerdas itu seperti apa ya? 
Ibu yang cerdas adalah wanita yang pandai menempatkan diri dan mudah beradaptasi.

Ada 3 aspek yang menentukan kecerdasan seorang wanita:
1. Memiliki anger managemen yang baik
2. Memiliki coping mechanism yang kuat
3. Memiliki problem solving yang bijaksana

Yuks.. kita pahami satu persatu.  Kita koreksi diri kita masing-masing.. 2018 sudah harus lebih baik lagi dan sudah layak menjadi "Ibu dan Istri yang cerdas".

Anger Managemen
  • Amarah adalah angin yang memadamkan cahaya lentera yang menerangi pikiran (Robert Green Ingersoll). 
  • Mengelola emosi adalah suatu proses,  cara,  dan perbuatan untuk mengendalikan, menyelenggarakan, dan mengatur emosi (KBBI).
Pengelolaan emosi adalah kemampuan untuk mengatur perasaan,  menenangkan diri,  melepaskan diri dari kecemasan,  kemurungan atau ketersinggungan dengan tujuan untuk keseimbangan emosi (Goleman).

Pengelolaan emosi adalah pengelolaan terhadap dorongan-dorongan id, dilakukan melalui pengembangan ego sebagai penengah antara id dan super ego (Freud).

Samakah pemahaman kita selama ini tentang anger managemen? ada beberapa teknik untuk mengendalikan emosi, yaitu:
  • CBT (cognitive behavioral therapy),merubah pikiran yang salah menjadi lebih rasional dan efektif untuk mengurangi tekanan emosional.
  • ACT (acceptance commitment therapy),pikiran dan perasaab tidak perly dilawan atau ditibdaklanjuti dengan segera,  tapu cukup diamatu dan diterima.  Emosi negatif adalah sesuatu yang wajar untuk didapati dan senormal emosi yang positif.  Amarah yang terpendam bisa meledak suatu saat atau malah menjadi penyakit batin mauph fisik yang menggerogoti diri dari dalam.  Rasa marah tidak perlu diekspresikan secara agresif tapi boleh dinyatakan secara asertif, dan ambil hikmahnya. Amarah yang diluapkan akan semakin menjadi-jadi dan pelampiasaannya bisa menjadi sesuaty yang akan disesali nantinya.  Kita harus bisa mentransformasi amarag menjadi sumber motivasu untuk bertindak dengan lebih baik lagi.
  • NLP (neoru linguistic programming), pendekatan komunikasi,  pengembangan pribadi, dan psikoterapi. Proses mendesain kembali struktur internal seseorang sesuai yang diinginkannya (modelling).
Tipe marah ada 2 yaitu:
  1. Marah kedalam atau implisit (anger in) yaitu marah yang diarahkan ke dalam diri sendiri yang mengakibatkan depresi dan kebencian yang ditahan.
  2. Marah keluar atau ekplisit (anger out)  yaitu rasa marah yang diarahkan kepada orang atau benda lain yang merupakan pengekpresian dari perasaan benci dan permusuhan yang tertahan.
Cara mengekspresikan marah:
  1. Repression, mengalaminya tetapi segera melupakan perasaan marahnya.
  2. Displacement, memiliki perasaan marah terhadap seseorang atau benda yang sebenarnya bukan orang atau benda tersebut target dari amarahnya.
  3. Controlling, menahan dan mengendalikan secara emosional badai amarah yang sedang berlangsung dalam dirinya.
  4. Suppression, mengalami perasaan marah tetapi dipendam,  sehingga tidak ada pengekspresian marah tersebut.
  5. Quiet Crying, penekanan perasaab marah dengan tanpa proses verbal atau fisik.  Cara ini dapat meredamkan emosi amarah dan mengubahnya menjadi kesediaan dan perasaan sakit dalam diri orang tersebut.
  6. Assertive Confronttation, suatu respon langsung yang tegas terhadap seseorang atau benda yang membuat atau membangkitkan amarah.
  7. Overreaction, merusak atau meyakiti secara fiaik suatu benda atay seseorang yang sebenarnya benda atau orang tersebut buka. sasaran amarh yang sesungguhnya.
Aspek pengelolaan emosi: mengenali emosi marah,  mengendalikan emosi marah,  meredakan amarah,  dan mengungkapkan amarah. 

Cara mengatasi amarah yang sedang berkecamuk (James J. Messina,  Ph. D dan Constance M. Messina,  Ph. D) adalah:
  1. Bersantailah dengan cara mengambil nafas dalam-dalam dan tenang serta rengangkan otot.
  2. Kenali apa yang menyebabkan atau memicu amarah anda.
  3. Gunakan pedekatan rasional untuk berpikir dan membingkai apa yang sedang terjadi serta mengapa anda marah.
  4. Ketika sudah mendapatkan pemikiran yang lebih jernih tentang apa yang sedang terjadi, ambil langkah untuk mengubah situasi yang dapat memicu amarah.
 Coping Mechanism

adalah suatu pola untuk menahan ketegangan yang mengancam dirinya (pertahanan diri/maladaptif) atau untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi (mekanisme koping/adaptif).

Ada 2 macam coping mechanism:
1. Problem Focused Coping (PFC)
Strategi yang digunakan dalam menyelesaikan masalah yang berorientasi pada penyelesaian masalah dengan mengubah sumber stres. Menyelesaikan masalah untuk mengurangi sumber stres dengan cara penyelesaian masalag secara langsung. Ada 5 cara dalam PFC yaitu menghadapi masalah secara aktif,  perencanaan,  mengurangi aktifitas persaingan,  pengendalian,  dan mencari dukungan sosial.
2. Emotional Focused Coping (EFC)
Strategi coping yang berorientasu pada emosi yang merupakan usaha untuk meredakan atau mengelola stres emosional yang muncul ketika individu berinteraksi dengan lingkungan. Meredakan emosi yang ditimbulkan oleh stressor tanpa berusaha untuk mengubah situasi yang menjadi sumber stres secara langsung. Bentuk strategi coping ini adalah:
  1. Pelarian diri, berusaha untuk menghindarkan dirj dari pemecahan masalah yang sedang dihadapi.
  2. Penyalahan diri, selalu menyalahkan dirinya sendiri dan menghukum diri sendiri serta menyesali yang telah terjadi.
  3. Mininalisasi, menolak masalah yang ada dengan cara menganggap seolah-olah tidak ada masalah,  bersikap pasrah,  dan acuh tak acuh terhadap lingkungan.
  4. Pencarian makna, menghadapi masalag dengan mencari arti kegagalan bagi dirinya serta melihat segi-segi yang penting dalam hidupnya.
EFC memungkinkan untuk melihat sisi kebaikan (hikmah)  dari suatu kejadian,  mengharap simpati dan oengertian oranh lain,  atau mencoba melupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan hal yang telah menekan emosinya,  namun hanya bersifat sementara. 

Problem Solving

Problem solving di perlukan di berbagai aspek kehidupab karena masalah adalah bagian dari kehidupan manusia. Problem solving adalah sebuah tindakan untuk mendefinisikan suatu masalah, menentukan penyebab masalah,  mengidentifikasikan, dan memilih berbagai alternatif untuk solusi serta mengimplementasikan solusi tersebut. 

Ada tiga langkah dasar dalam memecahkan suatu masalah:
1. Mendefinisikan masalah secara tepat
2. Menentukan sumber dan akar penyebab masalah
3. Solusi masalah secara efektif dan efisien

Teknik yang paling efektif dalam mengidentifikasi masalah dengan menggunakan metode PDCA (Plan - Do - Check - Action).
Plan = Merencanakan
Do = Melakukan tindakanan
Check = Memeriksa hasil
Action = Tindakan

Sikap dalam menyelesaikan masalah/mengambil keputusan: yakin,  proaktif,  tenang,  komitmen, dan senantiasa belajar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar