Gagap atau stuttering merupakan
salah satu bentuk kelainan bicara yang ditandai dengan tersendatnya pengucapan
kata-kata. Gagap terjadi ketika sebagian kata terasa lenyap, penutur mengetahui
kata itu, akan tetapi tidak dapat menghasilkannya (Cahyono, 1994: 262). [1] Wujudnya secara umum, tiba-tiba anak kehilangan ide untuk
mengucapkan apa yang ingin dia ungkapkan sehingga suara yang keluar
terpatah-patah dan diulang-ulang seperti ”i-i-ibu....”, sampai tidak mampu
mengeluarkan bunyi suara sedikit pun untuk beberapa lama. Reaksi ini bersamaan
dengan kekejangan otot leher dan diafragma yang disebabkan oleh tidak
sempurnanya koordinasi otot-otot bicara. Bila ketegangan sudah berlaku, akan
meluncur serentetan kata-kata sampai ada kekejangan otot lagi. Kalau dalam
komunikasi, gagap merupakan salah satu gangguan irama kelancaran (disritmia)
dalam tatanan ujaran.
Pendapat lainnya menyatakan bahwa gagap adalah masalah gangguan bicara
yang mempengaruhi kefasihan bicara. Mereka yang mengalami kesulitan ini
ditandai pengulangan bagian pertama dari kata yang hendak diucapkannya (seperti
mmmmakan), atau menahan bunyi tunggal ditengah kata (misal begggggini).
Sebagian orang yang gagap malah lebih parah, tidak ada satu suara pun yang
keluar, tertahan semua dikerongkongan.
Kemampuan berkomunikasi seorang anak dianggap terlambat apabila kemampuan
berbicara dan penguasaan bahasa jauh di bawah kemampuan anak-anak seusianya.
Salah satu gangguan berbicara adalah gagap. Bicara gagap adalah gangguan
kelancaran bicara yang terputus dalam satu rangkaiannya. Gangguan tersebut pada
setiap anak berbeda bentuk kelainannya, dalam waktu tertentu berlainan jenis gangguan
gagap yang timbul.
Gagap adalah pengulangan bunyi yang sama berkali-kali tanpa di sengaja. [2] Gagap adalah suatu gangguan bicara di mana
aliran bicara terganggu tanpa disadari oleh pengulangan dan pemanjangan suara,
suku kata, kata, atau frasa; serta jeda atau hambatan tak disadari yang
mengakibatkan gagalnya produksi suara. Gagap yang ringan banyak terdapat pada
anak-anak, yaitu: sekitar 3
sampai 4 persen anak-anak prasekolah ketika mereka melalui belajar
menggabungkan kata-kata.
Anak yang menderita gagap tidak dapat berkomunikasi secara wajar. Anak
gagap membutuhkan beberapa waktu untuk dapat mengucapkan kata yang ia
maksudkan. Kalau sudah terlalu lama dia mengeja kata tersebut dan tetap sulit
untuk diucapkan dia akan berhenti untuk mencoba dan menjadi diam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar