Ada tiga nilai ilahiah yang Harus ditanamkan kepada Anak dalam keluarga, yaitu:
1. Nilai ilahiah Imaniah: ladang dari alur dinamika, pergeseran keyakinan dari teosentris subjektif menuju objektif rasional, bersentuhan dengan masalah keyakinan terhadap kebenaran Islam, dan Rukun Iman.
2. Nilai ilahiah Ubudiah: wilayah kepuasan spiritual dan pragmatism berkaitan dengan masalah sholat, puasa, infak dan sedekah, haji, dst.
3. Nilai ilahiah Muamalah: pembungkus dari norma agama dan moralitas sosial, bersentuhan langsung dengan masalah hubungan sesama manusia, dan bersahabat dengan alam.
1. Nilai ilahiah Imaniah: ladang dari alur dinamika, pergeseran keyakinan dari teosentris subjektif menuju objektif rasional, bersentuhan dengan masalah keyakinan terhadap kebenaran Islam, dan Rukun Iman.
2. Nilai ilahiah Ubudiah: wilayah kepuasan spiritual dan pragmatism berkaitan dengan masalah sholat, puasa, infak dan sedekah, haji, dst.
3. Nilai ilahiah Muamalah: pembungkus dari norma agama dan moralitas sosial, bersentuhan langsung dengan masalah hubungan sesama manusia, dan bersahabat dengan alam.
Ada 5 pendekatan yang ditawarkan dalam upaya menumbuhkan nilai Ilahiah krpada anak dalam keluarga, yaitu:
1. Pengalaman
Experience is the best teacher, pengalaman adalah guru yang terbaik. Pengalaman adalah guru bisu yang tidak pernah marah. Pengalaman adalah guru tanpa jiwa, namun selalu dicari oleh siapa pun. Belajar dari pen gal a man adalah lebih baik daripada sekedar berteori, dan tidak pernah berbuat sama sekali.
2. Pembiasaan
Pembiasaan yang baik akan membentuk sosok Anak dengan kepribadian yang baik. Kebiasaan adalah alat pendidikan. Karena dengan pembiasaan itulah akhirnya suatu aktivitas akan menjadi milik Anak di kemudian hari.
3. Emosi
Emosi adalag gejala kejiwaan yang ada di dalam diri seseorang. Emosi berhubungan dengan masalah perasaan. Perasaan-perasaan yang ada di dalam diri harus diberi energi positif sehingga bisa di jadikan pondasi Salam menanamkan nilai ilahiah kepada anak dalam keluarga.
4. Rasional
Manusia memiliki kelebihan yaitu akal sebagai alat untuk berfikir. Potensi berfikir tersebut manusia berpotensi mampu mencapai tingkat mutu hidup dan kehidupan berkualitas melalui rekayasa pendidikan. Dengan kekuatan akalnya manusia dapat membedakan mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang buruk, mana kebenaran dan mana kedustaan dalam perbuatan. Dengan akal pula dapat membuktikan dan membenarkan adanya Allah SWT, Sang Maha Pencipta atas segala sesuatu di jagat raya ini. Pendekatan rasional bisa dipakai dalam batas-batas tertentu dalam upaya menumbuhkan nilai ilahiah Imaniah kepada anak dalam keluarga.
5. Fungsional
Pendekatan fungsional menghendaki segalanya menjadi bagian dari kebutuhan hidup, bukan sekedar kebiasaan belaka. Ajaran Islam yang diajarkan kepada anak tidak hanya sampai di wilayah kognitif. Islam, ilmu dan amal adalah tiga kekuatan yang mengikat. Orang Islam harus berilmu. Tetapi jangan sampai ilmu itu tidak diamalkan. Karena ilmu yang tidal diamalkan bagaikan pohon tanpa buah. Itulah pohon keimanan.
1. Pengalaman
Experience is the best teacher, pengalaman adalah guru yang terbaik. Pengalaman adalah guru bisu yang tidak pernah marah. Pengalaman adalah guru tanpa jiwa, namun selalu dicari oleh siapa pun. Belajar dari pen gal a man adalah lebih baik daripada sekedar berteori, dan tidak pernah berbuat sama sekali.
2. Pembiasaan
Pembiasaan yang baik akan membentuk sosok Anak dengan kepribadian yang baik. Kebiasaan adalah alat pendidikan. Karena dengan pembiasaan itulah akhirnya suatu aktivitas akan menjadi milik Anak di kemudian hari.
3. Emosi
Emosi adalag gejala kejiwaan yang ada di dalam diri seseorang. Emosi berhubungan dengan masalah perasaan. Perasaan-perasaan yang ada di dalam diri harus diberi energi positif sehingga bisa di jadikan pondasi Salam menanamkan nilai ilahiah kepada anak dalam keluarga.
4. Rasional
Manusia memiliki kelebihan yaitu akal sebagai alat untuk berfikir. Potensi berfikir tersebut manusia berpotensi mampu mencapai tingkat mutu hidup dan kehidupan berkualitas melalui rekayasa pendidikan. Dengan kekuatan akalnya manusia dapat membedakan mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang buruk, mana kebenaran dan mana kedustaan dalam perbuatan. Dengan akal pula dapat membuktikan dan membenarkan adanya Allah SWT, Sang Maha Pencipta atas segala sesuatu di jagat raya ini. Pendekatan rasional bisa dipakai dalam batas-batas tertentu dalam upaya menumbuhkan nilai ilahiah Imaniah kepada anak dalam keluarga.
5. Fungsional
Pendekatan fungsional menghendaki segalanya menjadi bagian dari kebutuhan hidup, bukan sekedar kebiasaan belaka. Ajaran Islam yang diajarkan kepada anak tidak hanya sampai di wilayah kognitif. Islam, ilmu dan amal adalah tiga kekuatan yang mengikat. Orang Islam harus berilmu. Tetapi jangan sampai ilmu itu tidak diamalkan. Karena ilmu yang tidal diamalkan bagaikan pohon tanpa buah. Itulah pohon keimanan.
Dalam epistemologi Islam, ilmu dibangun untuk diamalkan di ladang amal. Amalan-amalan tercipta untuk difungsionalkan di lahan ubudiah. Fungsionalisasi ajaran Islam tidak sekedar simbol-simbol. Kebiasaan mengucapkan salam harus difungsionalkan dalam keluarga antaranggota keluarga.
Pendidikan nilai Ilahiah Imaniah merupakan pondasi strategis, pintu gerbang dari keyakinan seseorang. Melalui pemahaman dan mengamalkan Rukun Iman.
Kegagalan orang tua dalam menumbuhkan nilai ilahiah Ubudiah keypada anak disebabkan kesalahan memberikan keteladanan dan kekeliruannya kebiasaan yang dibiasakan. Keringnya kegiatan ibadah dalam keluarga menjadi batu sandungan dalam menanamkan Nilai ilahiah kepada anak.
Nilai ilahiah Muamalah dalam perspektrum yang luas ada dalam wilayah hubungan antarsesaman manusia dan persahabatan dengan alam. Hubungan manusia dengan sesama manusia dan hubungan manusia den can alam adalah dua hal yang sangat dipentingkan dan diatur oleh Islam. Pendidikan anak dalam keluarga dengan menggunakan metode tertentu dalam menanamkan nilai ilahiah Muamalah kepada anak sangat penting dilakukan. Penggunaan metode Ibrah ( mengambil pelajaran), metode cerita, metode perbandingan, metode keteladanan dan pembiasaan, dsb dapat memberikan penyadaran kepada anak akan pentingnya nilai-nilai persahabatan dengan sesama manusia dan dengan alam.
Alam adalah bagian dari kehidupan insani. Semua makhluk hidup dalam mata rantai ekosistem. Saling ketergantungan dalam keseimbangan. Keseimbangan itu akan terganggu ketika keserakahan merajalela.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar