Manajemen Rasa Takut Dalam Diri dan Anak
1. Ummahat Fillah, tentu pernah melihat anak mengekspresikan rasa takut, atau mengatakan "takut" contohnya kalau sedang mendengar petir.
2. Umumnya orangtua, pendamping atau siapapun didekat anak akan mengatakan " ngga apa2, cuma petir aja, gitu aja kok takut, jangan takut, kamu berani dsb...."
*padahal petir adalah azab yang pernah diturunkan kepada kaum tsamud dan kaum ad
3. Mari kita pelajari dan telaah lebih lanjut, apa itu takut.
4. Takut adalah sifat yang telah Allah karuniakan, sebelum anak anak mengerti atau belajar dari lingkungan, anak anak sudah punya sendiri perasaan cemas dan takut.
5. Inilah karunia Allah yang sudah hadir dalam diri tiap anak, tinggal kita sebagai orangtua yang harus memanajemen rasa takut dalam diri anak, agar sesuai dengan apa yang diinginkan Allah Ta'ala. (Iman)
6. Berfikirlah ke akhirat, Allah telah menciptakan neraka, dalam rangka mengancam bagi yang berpaling dari kebenaran, dan ada ancaman tentu ada perasaan takut dalam diri manusia, bayangkan kalau rasa takut itu hilang, seperti firaun yang kebablasan, atau lihatlah betapa banyak orang diluar sana sangat percaya diri (over PD), LGBT, dan mengabaikan adanya ancaman neraka, dll. Mengabaikan pembalasan baik didunia maupun diakhirat nanti, mengikuti hawa nafsu, jika ada rasa takut yang diinginkan Allah Ta'ala dalam dirinya tentu dia tidak akan berani melakukan kedzaliman dalam dirinya sendiri, naudzubillah.
7. Nah, Ummahat Fillah, manajemenlah rasa takut dalam diri anak dengan menyelipkan dialog iman dalam dirinya, demikian pula untuk diri kita sendiri.
8. Ketika mendengar petir, peluk anak kita, usap kepalanya, kitapun berekpresi seperti anak kita, menunjukkan kitapun merasakan hal yang sama, dan katakan "yuk, nak..kita berdoa pada Allah" lafadzkan doa mendengar petir, berdoa agar dilindungi dari azab Allah, berdoa agar dilindungi Allah dari hal yang buruk. Katakan pada anak bahwa Allah lah yang menguasai apa yang ada dibumi berikut segala kejadiannya, sayangku, untuk itu kita mohon perlindungan kepada yang maha menguasai yakni Allah"
8. Dengan berdoa, kita telah mengajarkan anak kita bahwa ada sesuatu yang bisa kita lakukan yakni berdoa dan meminta kepada Allah, berharap (Roja) dan bergantung kepada Allah.
9. Yuk ummahat filLah, mari kita sama sama belajar lebih banyak lagi agar kita jadi ummi yang tidak keliru dalam memanajemen komunikasi agar sampai kepada misi kita yakni anak terhubung dengan Allah Ta'ala dalam berbagai kondisi... dengan visi yang sesuai dengan yang diinginkan Nya pula.
#bukan untuk pada kondisi anak yang over ketakutan, berlebihan rasa takutnya.
#ummu hazimah yang masih belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar