Yuks...mumpung nganggur..hehehe...jadi pengen berbagi ni...
Semoga bermanfaat ya...Kalau ada salah kata dan salah tulis mohon dimaafkan. Manusia tidak luput dari kesalahan.. :)
oke..mencoba memahami maksudnya.
Setiap orang pasti punya pengalaman masing-masing, iya kan? Bagaimana masalalu saat mereka tumbuh bisa jadi mempengaruhi pola pikir yang akan menentukan mau seperti apa keluarganya nanti dan pastinya berbekal ilmu agama (maaf nantinya saya akan banyak menyebutkan kalimat ini..karena memang dasar yang kuat adalah dasar ilmu agama...setuju kan?).
Kita tidak bisa menyalahkan mereka yang punya anggapan bahwa yang namanya wanita, istri, ibu itu harus di rumah mengurus keluarga, mendidik anak, dll..Yang intinya menjadi ibu rumah tangga. Lha gimana kalau sudah sekolah tinggi-tinggi kok cuma jadi ibu rumah tangga?? Sebenernya hal semacam itu juga hak masing-masing..selama menjalaninya ikhlas dan sudah kesepakatan bersama kenapa kita yang pusing...iya ndak...hehehe..itu sie bahasa simplenya. Ndak perlu bahasa yang terlalu tinggi atau harus berdebat kusir untuk hal semacam ini. Toh setiap orang boleh menentukan jalan mereka sendiri asalkan masih dalam koridor agama.
Kalau boleh jujur sie ya...saya sangat menghargai wanita yang sudah sekolah tinggi-tinggi dan pada akhirnya bisa menjadi ibu rumah tangga yang mampu menghebatkan keluarga kecilnya...menghebatkan dalam segala hal. perjuangan mereka jauh lebih besar dari kita yang bisa bekerja di luaran (alias jadi pegawai)..Kenapa coba?? Mereka mampu melawan ego...gak mungkin dalam hati keciln mereka tidak punya keinginan untuk bekerja..yakin deh 100% mereka pasti pengen...tapi mereka pasti punya dasar yang kuat juga dalam memutuskan hal itu. Mereka rela mengerjakan semua pekerjaan rumah dan rela 24 jam untuk melayani anak dan suami, Itu bukan hal yang mudah....coba kalian yang sudah terbiasa bekerja (terutama saya...hehehe) mampu ndak memposisikan diri menjadi mereka seminggu saja...pasti akan mengeluh sejauh sabang sampai merauke. Jadi sebenernya kita tidak pantas saling menyudutkan keputusan masing-masing orang. Apa lantas kita yang bekerja akan menghasilkan anak hebat? atau yang sudah menjadi ibu rumah tangga juga mampu menghasilkan anak hebat? Kembali ke pemahaman kita terhadap perkembangan anak. Apapun profesimu...Apapun keputusanmu saya yakin bila pondasi agama dan pemahaman terhadap perubahan zaman-nya bagus pasti tahu bagaimana berjalan beriringan dengan anak dan InsyaAllah mendidik anak bukanlah hal yang berat dan sulit.
Yup untuk masalah pendidikan anak usia dini...kenapa kita terlalu fokus pada PAUD?! Begini...PAUD itu pondasi. Masa emas...masa dimana otak anak dengan mudah menyerap, kalau bahasa ilmunya 'absorbent mind'..otak anak itu seperti spon jadi masa inilah yang kita fokuskan dalam memberikan pondasi dan nilai-nilai positif yang nantinya diharapkan akan menjadi bekal tumbuh dan berkembang. Tapi iya juga sie kenapa kita hanya fokus pada AUD? Banyak orang tua terlena ketika sudah merasa memberikan pondasi yang kuat saat AUD mereka merasa aman..mereka berkeyakinan bahwa si anak akan tumbuh jadi manusia seperti yang mereka harapkan. Kita lupa bahwa lingkungan yang sangat mempengaruhi anak adalah lingkungan semasa mereka remaja. Masa pemberontakan...masa-masa emosi labil...nah lho..Itulah kenapa ada perumpamaan bahwa pendidikan itu longlife...sepanjang hidup..Yang namanya orang tua itu mendidik ya seumur hidup, tidak ada kata berhenti sampai ajal menjemput. Bahkan ketika anak sudah menikah-pun kita tetap orang tua-nya, kita tetap punya kewajiban mendidik, mengingatkan, memberikan contoh, dll (yang positif-positif ya...). Tapi bagaimana kenyataan saat ini?? Lupa kan kita mendampingi anak-anak semasa remaja?
Jadi intinya mau jadi apa kita (Ibu karir atau Ibu rumah tangga) tidak ada yang membedakan dalam hal mendidik anak..kita orang tua harus selalu punya kualitas dengan anak. Kita harus mendidik anak seumur hidup..tidak ada kata menyerah dalam mendidik anak. Bekali dengan ilmu agama sepanjang hidupnya.
Ini juga bagian dari pembelajaran untuk saya pribadi..pengalaman masalalu juga sangat mempengaruhi perjalanan hidup saya ke depan..seburuk apapun masalalu kita pasti kita punya keinginan menjadi pribadi yang lebih baik. Bagaimana orangtua kita dulu mendidik kita pasti akan menjadi gambaran untuk kita bagaimana sebaiknya kita mendidik anak..buang pengalaman negatif dan ambil pengalaman positif. Jadikan pengalaman negatif sebagai pengingat, jadikan pengalamn positif sebagai langkah ke depan.
Oke fix...kita tidak perlu lagi berdebat bahwa wanita mau jadi ibu karir atau ibu rumah tangga. Tapi bagaimana kita memberikan pemahaman kepada mereka bahwa kita mendidik anak itu longlife...selamanya dan saya yakin mayoritas dari kita sudah paham itu...Semoga kita dapat menjadikan keluarga kita bahagia dan selamat dunia dan akhirat..Aamiin YRA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar