Memahami bagaimana konsep awal anak usia dini belajar baca, tulis, dan berhitung.
Proses Pembelajaran di TK/PAUD
Penyusunan perencanaan pembelajaran merupakan refleksi penguasaan konsep seorang pendidik.
Prinsip-prinsip dalam menyusun perencanaan dan melaksanakan pembelajarab menurut Peremndiknas no.58 tahun 2009 di antaranya sebagai berikut:
Di dalam melaksanakan proses pembelajarab anak usia dini, ada sejunlah prinsip-prinsip yang harus diperhatikan. Adapun prinsip-prinsip teraebut yaitu:
Pada setiap model pembelajaran memberikan gambaran tentang filosofi, prinsip-prinsip, dan langkah pembelajaran yang disarankan.
Beberapa alternatif acuan proses pembelajaran, yaitu prose pembelajaran AVM (Auditori Visual Memori), proses pembelajaran Montessori, proses pembelajaran proyek, dan lain sebagainya.
Manajemen Proses Pembelajaran TK/PAUD
Menurut Oemar Hamalik, pengajaran merupakan kombinasi dari unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur-prosedur yang berinteraksi mencapai tujuan.
Bentuk pengajaran sebagai suatu sistem yang utuh akan mengandung unsur materi (bahan yang akan diajarkan), tujuan atau kemampuan yang akan dicapai, proses belajar mengajar yang akan diciptakan dan mendukung tercapainya tujuan, metode yang sesuai, media yang akan digunakan, fasilitas, dan prosedur evaluasi yang akan dilakukan.
Silabus merupakan padanan kata dari merencanakan program berdasarkan satuan waktu.
Silabus pembelajaran pada dasarnya merencanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan standar nasional ataupun modifikasinya.
Manajemen Pengembangan Program Lembaga Pendidikan TK/PAUD
Isi program merupakan suatu bentuk aktivitas bermain dalam rangka pencapaian tingkat perkembangan pada berbagai aspek melalui suatu konteks tertentu dalam kehidupan anak.
Setiap satuan pendidikan dapat memilih, merancang atau mengembangkan sendiri standar isi program sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh Undang-undang dan peraturan pemerintah.
Dalam memilih isi program layanan PAUD perlu diperhatikan batasan atau kriteria isi program pendidikan yang layak untuk anak usia dini.
Pemilihan isi program yang baik dan tepat harus memperhatikan beberapa kriteria sebagai berikut:
Acuan pemilihan isi program pada berbagai lembaga PAUD adalah peraturan menteri pendidikan nasional nomor 58 tahun 2009 tentang standar PAUD.
Ada beberapa acuan dalam mengembangkan sendiri dengan menggunakan kerangka acuan lain seperti: standar Tingkat Pencapaian Perkembangan (STPP), program pendidikan Vygotsky, program pendidikan High Scope, program pendidikan Montessori, dan lain sebagainya.
Manajemen Staf Lembaga Pendidikan TK/PAUD
Staf (tenaga pendidik dan staf lainnya) dan peserta didik merupakan subjek pendidikan yang sekaligus menjadi unsur sentral masukan (input) penyelenggaraan lembaga PAUD.
Lembaga pendidikan TK/PAUD yang ideal seharusnya memiliki anggota staf lengkap yang mencakup direktur (kepala TK/PAUD), tenaga pendidik (guru), asisten pendidik (asisten guru), staf administrasi, dan staf pendukung.
Pendidik (guru) merupakan unsur input pendidikan yang sekaligus juga menjadi perancang, penggerak, pengarah, pelaksana, dan pengembang model pendidikan.
Kompetensi guru dapat dijadikan referensi penerimaan di lembaga TK/PAUD, di antaranya:
Manajemen staf pada dadarnya diarahkan untuk menelaah, membimbing, membina, dan mengembangkan kapasitas pertumbuhan profesionalitas masing-masing staf pada suatu lembaga.
Dalam rangka rekrutmen dan pembinaan staf dapat dilakukan dengan menggunakan benerapa cara, di antaranya dengan cara studi dokumentasi, wawancara, dan tes.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk melakukan pembinaan staf, di antaranya dengan pengamatan mengajar (teaching onservations), diskusi, pengamatan perkembangan anak, konferensi individual, workshop, dan konsultasi.
Manajemen Pembiayaan Penyelenggaraan Lembaga TK/PAUD
Menyelenggarakan lembaga TK/PAUD memerlukan persiapan yang matang, khususnya dari segi pembiayaan.
Komponen pembiayaan pada lembaga TK/PAUD dapat berupa:
Manajemen Pendirian Lembaga PAUD
Yang menjadi landasan yuridis pendirian lembaga PAUD:
1. PP No.19 tahun 2005, tentang standar nasional pendidikan
2. PP No. 66 tahun 2010, tentang penyelenggaraan pendidikan
3. Permendiknas No. 58 tahun 2009, tentang standar PAUD
Yang menjadi fokus pembahasan kita adalah 8 standar PAUD, yaitu:
1. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan (STPP)
STPP merupakan salah satu komponen utana dalam memahami, menyusun, dan mengembangkan program pembelajaran atau kegiatan bermain pada satuan PAUD.
STPP sebagai acuan normatif, disusun dalam bentuk pengelompokkan usia anak. Terdapat lingkup perkembangan dan tingkap pencapaian perkembangan sesuai kelompok usia.
2-4 Standar Isi, proses, dan penilaian (SIPP)
SIPP meliputi struktur program, alokasi waktu, perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.
5-7 Standar Sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan
Dalam standar sarana dan prasarana harus memperhatikan prinsip-prinsip dan persyaratan mendirikan lembaga PAUD.
Sarana dan prasarana adalah perlengkapan untuk mendukung kegiatan pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan.
Prinsipnya adalah aman, nyaman, dan memenuhi kriteria kesehatan bagi anak, dan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di lingkungan.
8. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidik AUD adalah tenaga professional yang bertugas merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran serta melakukan pembimbingan, pengasuhan, dan perlindungan pada peserta didik.
Tenaga kependidikan dan pendidik memiliki kualifikasi akademik.
Manajemen Pesertar Didik
Melakukan penelaahan perilaku anak (behavior assessment) atau melakukan kegiatan observasi perilaku pada saat minggu pertama anak masuk.
Upaya mengamati, mengidentifikasi, dan menelaah serta memetakan berbagai perilaku awal (entering behavior) biasa kita sebut dengan assessment.
Pola pengelompokkan anak dapat dilakukan dengan cara pengelompokkan vertikal dan pengelompokkan horizontal.
Menyusun Aktivitas Sehari-hari Anak di Lembaga PAUD
Dalam menyusun aktivitas harian sebaiknya mencakup tema dan sasaran, sistem pelayanan, dan berbagai pertimbangan dasar lainnya.
Tema adalah kondisi atau konteks yang menjadi fokus dilaksanakan berbagai aktivitas atau kegiatan pembelajaran.
Tema sebaiknya mengandung aktivitas kehidupan yang biasa terjadi dan dilakukan anak sehingga ketika tema tersebut menjdi fokus pembelajaran maka anak akan memperoleh makna dari pembelajaran teraebut (pembelajaran bermakna = meaningful learning)
Dalam menyusun aktivitas sehari-hari anak, guru juga perlu memperhatikan komponen aktivitas yang berkaitan dengan gerak fisik dan lingkungannya serta aktivitas yang berkaitan dengan hal-hal yang terkait dengan perkembangan, minat, belajar, dan pembelajaran.
Dasar Pengembangan dan Perencanaan Kurikulum PAUD
STPP merupakan salah satu komponen utama dalam memahami, menyusun, dan mengembangkan program pembelajaran pada satuan lembaga PAUD dan menggambarkan kriteria normatif pertimbuhan dan perkembangan yang diharapkan dicapai oleh anak pada rentang usia tertentu.
Kurikulum merupakan seperangkat acuan atau panduan mengenai pengaturan isi dan proses penyelenggaraan pendidikan.
Kurikulum dapat berarti juga sebagai cara untuk membantu guru memikirkan dan mengorganisasukan pengalaman murid untuk mencapai tujuan.
Pengembangan kurikulum TK/PAUD dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa pendekatan.
Apa itu Absorbent Mind?
Anak pada dasarnya berbeda dengan orang dewasa dalam hal cara mereka belajar, dimana Montessori menyebutkan bahwa anak-anak mempunyai kemampuan meyerap informasi dengan cepat/mudah yang lebih dikenal dengan sebutan Absorbent Mind. Yang mana memungkinkan anak membangun/mengkonstruk pengentahuan sendiri, dengan kata lain anak memiliki kemampuan untuk menyerap sendiri pengetahuannya dan hal tersebut dilakukan oleh anak di enam tahun pertama kehidupannya.
Anak menyerap pengetahuan dari lingkungannya tanpa di sadari (uncouncious mind) pada usia 0-3 tahun dan seiring perkembangannya proses penyerapan tersebut akan berangsur menjadi penyerapan yang disadari (concious mind) pada usia 3-6 tahun. Apa yang terekam dalam pikiran anak akan membentuknya, kemudian memberi dampak pada perkembangannya kelak. Anak belajar dengan tidak sadar menggunakan seluruh indra, menyerap lingkungannya seperti layaknya busa. Di fase ini anak merespon rangsangan dari orang dimana anak mulai membangun pikiran, memori mulai menetap, mendapatkan pemahaman, dan mulai mengembangkan keterampilan penalaran. Ketika memasuki fase pikiran sadar, anak akan mulai belajar membangun pengetahun dari apa yang sudah didapatkan sebelumnya melalui latihan, periode pembentukan diri, penyerapan pemikiran mulai spesifik, dan mulai tahu apa yang ingin dilakukan (help me to doit by myself).
Pada masa absorbent mind ini anak-anak melalui ekplorasi-ekplorasi lingkungan menyerap informasi, membangun konsep-konsep mereka tentang realitas, mulai menggunakan bahasa, dan mulai masuk ke dunia yang lebih besar yaitu bermasyarakat (sosialisasi). Kemampuan menyerap ini digerkakan oleh dorongan dalam diri anak untuk memperoleh pengetahuan, sebagai upaya pengembangan diri dan membangun kemandirian. Berdasarkan pemikiran tentang absorbent mind, metode Montessori berprinsip bahwa pendidikan seorang anak harus muncul dari dan bertepatan dengan tahap-tahap perkembangan seorang anak.
Karena muatan pengetahuan yang dapat diserap sangat bergantung pada kemungkinan-kemungkinan pembelajaran yang terdapat di lingkungan sekitar anak, maka sangat penting untuk menyiapkan atau menyusun lingkungan yang mengandung banyak hal untuk dijadikan sebagai materi/media pembelajaran (prepared environment). Upaya kita sebagai orang dewasa/pendidik haruslah mampu menjadi teladan yang baik untuk anak-anak sebagai bagian dari lingkungan yang akan membentuk anak (kita sebagai bagian dari materi yang akan di serap oleh anak) dan menyediakan tempat belajar yang dibuat sedemikian rupa sehingga bisa membantu anak untuk bisa mengeksplorasi banyak hal dan belajar secara independen.
sc: montessorimotherload.wordpress.com